Pages

Kamis, 14 April 2011

Pendidikan Harus Dibarengi Pembersihan Jiwa


BAE - Proses pendidikan seyogyanya tidak hanya sekadar mentransfer ilmu saja melainkan juga harus dibarengi  pembersihan jiwa maupun kepribadian (tazkiyatun nufus) bagi anak didik. Dengan demikian hasil didikan  akan lahir intelektual muslim  yang pinter dan benar, berjiwa besar, berakhlakul karimah serta memperoleh keuntungan di kemudian hari. 

“Dengan Tazkiyatun nufus, selain mencegah lahirnya intelektual muslim yang sombong pemikirannya juga mampu mencetak sarjana yang sarjono (dasar bejone ono/ memperoleh keuntungan),” kata ulama asal Semarang Habib Umar Muthohar dalam acara pengajian dan Istighosah dalam rangka dies Natalis ke XIV Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus di kampus Desa Ngembal Rejo Bae Kudus, Rabu (13/4) malam.

Di depan ratusan hadirin yang sebagian besar mahasiswa STAIN ini, Habib Umar mencontohkan upaya pembersihan jiwa ini sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada masa-masa jahiliyah. Selain memberikan ilmunya, Nabi Muhammad juga mengubah jiwa pengikut dan sahabatnya menjadi sholih, penyayang dan penyabar.

“Buktinya, lahir generasi pengganti beliau seperti Abu bakar, Umar bin Khattab,Ali bin Thalib dengan  sifat dan prilaku yang santun dan sabar. Termasuk saat  menghadapi  godaan dan ancaman, para sahabat itu bisa menahan amarah ,”tambahnya.

Dengan diselingi humor, Habib Umar  mengingatkan intelektual muslim tidak memandang agama dengan  pemikiran bebas karena akan bisa merusak keyakinan. Pemikiran bebas hanya bisa dilakukan melalui politik, ekonomi, dan budaya. 

“Karena agama itu wahyu Allah, jadi tidak bisa dirubah dengan pikiran bebas. Malah seharusnya kita perteguh seraya berpikir rasional terhadap wahyu itu sehingga bisa tambah jaya dan maju.”tandasnya

Diakhir ceramahnya, Habib mengajak komponen  STAIN selalu menjaga kemurnian ilmu agama dengan memadukan ilmu modern yang benar sehingga akan lahir sarjana terpilih yang mampu menjawab kebingungan ummat.

“Jangan menjadi pemikir yang neko-neko dan hanya mencari popularitas saja. Ini akan menambah bingung ummat,”pintanya.

Pengajian dan istighosah ini sebagai puncak penutupan rangkaian kegiatan Dies Natalies ke XIV STAIN Kudus yang berlangsung selama dua pekan. Selain Habib Umar, hadir juga sejumlah Habaib asal Kudus dan Rektor STAIN Kudus Prof. Abdul Hadi dan tenaga pengajar serta tamu undangan lainnya. (qomarul adib)

0 komentar

Posting Komentar