Pages

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 05 Mei 2011

IPNU Kudus: Kader NU Berjiwa Patriotik

MEJOBO -- Munculnya paham radikalisme dan NII, pelajar NU harus selalu menumbuhkembangkan semangat nasionalisme dengan selalu mengawal Pancasila sebagai ideologi bangsa yang telah digariskan Nahdlatul Ulama. Dengan begitu, kader IPNU-IPPNU akan tetap dalam koridor anak bangsa yang berkarakter dan berjiwa patriotik.

“Kader IPNU-IPPNU wajib membentengi sekuat tenaga ideologi bangsa dan aswaja. Karena keduanya sejalan ditengah kehidupan beragama dan berbangsa,” kata ketua PC IPNU Kabupaten Kudus Muhammad Syakuri saat menghadiri acara Latihan Kader Muda (LAKMU) yang diselenggarakan PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Mejobo di Ponpes As-Sa’diyah desa Kirig Mejobo Kudus, Kamis (5/5).

Syakuri menambahkan PC IPNU Kudus akan terus melakukan upaya preventif terhadap ideologi radikal dengan melakukan internalisasi nilai-nilai ahlussunnah wal jamaah di kalangan anggotanya yang notabene pelajar-pelajar NU.

“IPNU-IPPNU selalu menanamkannya melalui pelatihan dan pendampingan kader baik ditingkat cabang maupun ranting,” imbuhnya.

Di depan puluhan peserta Lakmud, Syakuri mengajak kadernya melestarikan amalan-amalan keagamaan aswaja seperti mengaji, maulidan, tahlilan dan manaqiban. Pelestarian amalan aswaja akan mampu mengurangi gesekan yang tidak penting diantara sesama kader maupun komponen bangsa lainnya.

“Apalagi Kudus sebagai kota santri, kita harus tingkatkan perilaku positif dengan melestarikan nilai-nilai akhlak mulia,” tegasnya lagi.

Terkait perkembangan tehnologi, Syakuri mengharapkan kader IPNU-IPPNU bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar. Sebab, sebagian besar pelajar menggunakan teknologi seringkali dijadikan alat untuk mencari kesenangan saja.

“Mulai sekarang coba kita gunakan yang positif menjadi sumber pengetahuan, bahkan kalo bisa memanfaatkan sebagai benteng ideologi termasuk mensosialisasikan amalan-amalan aswaja,” tandas mantan ketua PAC IPNU Jekulo ini.

Kegiatan Lakmud yang dilaksanakan mulai Kamis (5/5) hingga Ahad (8/5) mendatang ini diikuti 44 kader pilihan utusan Pimpinan Ranting dan Komisariat IPNU-IPPNU se kecamatan Mejobo. Berbagai materi ke-NU-an, Aswaja, ke- IPNU-IPPNU-an, leadership, dan materi-materi yang berkaitan skill berorganisasi disampaikan nara sumber dari pengurus MWC NU, PC IPNU-IPPNU Kudus dan tokoh-tokoh NU lainnya.

“Tujuan Lakmud ini untuk menanamkan nilai-nilai aswaja serta membentuk kader-kader IPNU-IPPNU yang militan, loyal dan berkarakter,” jelas ketua panitia Ali Shofi’i. (adb)

Ansor Dapati Pelajar SMA Jadi Korban NII




Demak --  Salah satu siswa sebuah SMA Negeri di Kabupaten Demak menjadi korban pencucian otak yang diduga dilakukan kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Fakta ini membuktikan gerakan “cuci otak“ yang dilakukan kelompok radikal Islam telah merambah ke sekolah-sekolah.

Demikian diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bidang Dakwah dan Pengembangan Pesantren, H Yaqut Cholil Qoumas di Semarang Rabu (4/5) kemarin.

Siswa ini yang diduga jadi korban NII ini terungkap dalam kegiatan Pesantren Kilat (sanlat) yang digelar PP GP Ansor bekerja sama dengan Yayasan Mata Air di Ponpes Al Fatah Demak, 28  April-30 Mei ini.

H Yaquth Cholil menambahkan, siswa berinisial MI itu memiliki pandangan dan pemikiran yang aneh. Dalam buku milik MI juga ditemukan banyak tulisan  tentang konsep negara Islam, salah satunya pada 2025 akan berdiri Negara Islam Indonesia.

“Kami sedang melakukan treatment untuk memulihkan kondisi psikologisnya. Kami beri pemahaman yang benar tentang Islam,“ tegas Gus Tutut panggilan akrabnya.

Gus Tutut yang juga ketua DPC PKB Rembang itu mengaku resah dengan kasus  ini. Pasalnya, kasus pencucian otak di kalangan siswa terjadi di Demak yang notabene adalah kota santri dan selama ini dikenal toleran serta kondusif.

“Kota wali saja bisa tersusupi, apalagi kota lain,“ imbuhnya sebagaimana dikutip Suara Merdeka.

Untuk itu, lanjutnya, radikalisme harus diberantas. Radikalisme Islam tak akan selesai dengan matinya Imam Samudra, bahkan Usamah bin Ladin sekalipun.

"Radikalisasi ibarat jenggot, meski dicukur tetap tumbuh.Akar radikalisasi adalah pemikiran. Karenanya, gerakan pemikiran harus dilawan dengan pemikiran." imbuh mantan wakil bupati Rembang.

Selain itu, sekolah dan perguruan tinggi harus membuat aktivitas atau kegiatan kreatif untuk menangkal gerakan radikal dengan memberikan pemahaman yang benar tentang konsep Islam yang rahmatan lil'alamin, Islam yang sejuk bagi semua.

Kegiatan pesantren kilat yang diadakan GP Ansor itu, hingga kini dilaksanakan serentak 25 kabupaten/kota di seluruh Tanah Air mulai 28 April hingga 30 Mei. Termasuk di Kabupaten Kudus yang diselenggarakan di Ponpes As-sa'diyah desa Kirik Mejobo Kudus. (adb)

Selasa, 03 Mei 2011

Akhiri Harlah Ke 77, GP Ansor Konvoi Tolak Radikalisasi Agama




GEBOG  -  Peringatan Hari lahir ke 77 GP Ansor kabupaten Kudus yang dilaksanakan PAC GP Ansor Kecamatan Gebog, Jum’at (29/4) kemarin diakhiri dengan konvoi Ansor dan Banser menolak radikalisasi Agama.

Sebanyak 200 anggota Ansor-Banser mengendarai sepeda motor menelusuri jalan-jalan protokol sampai pelosok pedesaan tepatnya di wilayah kecamatan Gebog Kudus. Mereka menyerukan menolak gerakan radikalisasi agama yang belakangan mulai berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan sekretaris PAC GP Ansor Gebog Afif Adnan, GP ansor menengarai adanya gerakan kelompok radikal merambah pelosok pedesaan termasuk ke sejumlah lembaga pendidikan. Gerakan tersebut menjalankan aktifitasnya dengan dalih berdakwah padahal semestinya untuk menambah jaringan dan kekuatan terwujudnya Negara Islam Indonesia (NII).

“Dengan tegas GP Ansor menyatakan menentang gerakan tersebut karena akan melahirkan terorisme berkedok jihad islam di muka bumi ini. Jihad model tersebut tidak sesuai ajaran Islam yang menyerukan kedamaian dan kasih sayang antar sesama,” tegas Afif saat membacakan pernyataan sikap sebelum konvoi.

Terkait dengan hal itu, Ansor mendesak kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menghentikan gerakan radikalisasi agama dan terorisme sampai tuntas dan mengambil tindakan yang tegas terhadap keberadaan NII.

“Banser-Ansor siap menjadi lokomotif secara preventif dalam menanggulangi dan memberantas terorisme yang meresahkan masyarakat,” tandas pria  jebolan INISNU Jepara ini

Dalam kesempatan tersebut, Ansor–Banser juga  berikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bahkan dengan tegas Ansor-Banser siap tampil pada garda terdepan menjaga keutuhan dan kedaulatan NKR dari segala rongrongan dan pengkhianatan yang dilakukan pihak manapun baik dalam maupun luar negeri.

“Bagi Ansor-Banser, NKRI adalah final!” imbuh Afif tegas.

Diakhir pernyataannya, kader GP Ansor–Banser kemendesak pemerintah membersihkan NKRI dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta menciptakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Santunan Yatim Piatu

Rangkaian peringatan harlah ke-77 GP Ansor tingkat anak cabang Gebog Kudus dilaksanakan berbagai kegiatan, yakni  Diklatsar Banser (17 April 2011)  di gedung JHK Gebog, Santunan yatim piatu kepada 85 anak se kecamatan Gebog  (23/4) di Gedung MWC NU Gebog dan diakhiri konvoi menolak radikalisasi agama.

“Khusus konvoi ini tidak hanya anggota banser Gebog saja yang mengikutinya melainkan juga dari PAC Ansor kecamatan Dawe dan Jekulo,” terang Afif Adnan. (qomarul adib).